Banda Aceh – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa menghadiri serangkaian sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Banda Aceh terkait gugatan yang dilayangkan oleh mantan Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), MS. Gugatan ini diajukan setelah MS diberhentikan dari jabatannya oleh Rektor IAIN Langsa, Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, MA.
Tidak terima dengan keputusan tersebut, MS menggugat Rektor IAIN Langsa ke PTUN Banda Aceh dengan alasan bahwa pemberhentiannya tidak sesuai prosedur dan merupakan tindakan semena-mena. Ia menilai bahwapencopotannya tidak didasarkan pada fakta yang jelas dan tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
Dalam proses hukum yang berlangsung, pihak IAIN Langsa harus menghadiri beberapa sidang di PTUN Banda Aceh. Hasil informasi yang berhasil di himpun Media ini di Banda Aceh Selasa – 4 Februari 2025, Sidang persiapan telah dimulai sejak 13 Januari dan berlanjut pada 20 Januari serta 3 Februari 2025. Sidang selanjutnya dijadwalkan pada 6 Februari 2025. Pada sidang persiapan yang digelar 3 Januari lalu, hadir Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan, Rina Mutia, Wakil Rektor II Bidang Umum, Sabaruddin, serta Rektor IAIN Langsa yang turut hadir di luar persidangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Serangkaian kehadiran dalam sidang ini berdampak pada belanja perjalanan dinas institusi. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk mendukung kegiatan akademik dan operasional kampus kini harus dialokasikan untuk menghadiri persidangan. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan di kalangan civitas akademika dan masyarakat, mengingat penggunaan dana institusi untuk kepentingan hukum dapat diminimalkan jika kebijakan yang diambil sejak awal dilakukan secara lebih bijaksana.
Kasus ini menjadi perhatian publik, dan diharapkan dapat segera menemukan solusi terbaik agar IAIN Langsa dapat kembali fokus pada peningkatan kualitas pendidikan serta pelayanan bagi mahasiswa.( *)
